Dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, di tengah kesibukan dan tuntutan yang tak ada habisnya, seringkali kita lupa akan satu hal mendasar yang dapat membawa kedamaian dan keharmonisan: sopan santun. Sopan santun bukan sekadar tata krama atau aturan formalitas; ia adalah cerminan rasa hormat kita terhadap sesama manusia, pengakuan atas keberadaan dan martabat mereka.
Sopan santun terwujud dalam tindakan-tindakan kecil namun bermakna. Sebuah senyuman tulus, sapaan yang ramah, ucapan terima kasih yang tak terduga, atau sekadar mendengarkan dengan penuh perhatian saat orang lain berbicara, semua itu adalah benih-benih sopan santun yang dapat menumbuhkan kebaikan. Ketika kita bersikap sopan, kita membuka pintu komunikasi yang lebih baik, meruntuhkan tembok kesalahpahaman, dan membangun jembatan pengertian.
Mari kita renungkan sejenak. Betapa berbedanya perasaan kita ketika berinteraksi dengan seseorang yang kasar dan meremehkan, dibandingkan dengan seseorang yang berbicara dengan lembut dan penuh hormat. Sopan santun memiliki kekuatan transformatif. Ia dapat meredakan amarah, menenangkan hati yang gelisah, dan membuat orang lain merasa dihargai. Dalam keluarga, sopan santun menciptakan lingkungan yang hangat dan penuh kasih. Di tempat kerja, ia mendorong kolaborasi dan produktivitas. Di tengah masyarakat, ia menumbuhkan rasa persaudaraan dan kebersamaan.
Seringkali, kita mungkin berpikir bahwa bersikap sopan adalah tanda kelemahan. Namun, justru sebaliknya. Membutuhkan kekuatan karakter untuk tetap bersikap santun, terutama ketika dihadapkan pada situasi yang menantang atau orang yang tidak bersikap demikian kepada kita. Alih-alih membalas kekasaran dengan kekasaran, memilih untuk merespons dengan kesantunan adalah bukti kedewasaan dan kebijaksanaan.
Marilah kita jadikan sopan santun sebagai kebiasaan sehari-hari. Mulailah dari diri sendiri, dari lingkungan terdekat kita. Perhatikan cara kita berbicara, bertindak, dan berinteraksi. Ingatlah bahwa setiap orang layak mendapatkan perlakuan yang baik dan penuh hormat. Dengan bersikap sopan santun kepada sesama, kita tidak hanya membuat dunia mereka lebih indah, tetapi juga memperkaya dunia kita sendiri.
Penulis: Google Gemini.
Pencetus gagasan: Anton Sulistiyono.