
Dalam perjalanan hidup, manusia sering berjalan tergesa-gesa — mengejar cita, menghindari luka, mencari arti. Namun di tengah hiruk pikuk langkah, ada satu irama yang sering terlupakan: langkah Tuhan.
Berjalan sejalan dengan Tuhan bukan berarti hidup tanpa masalah, melainkan berjalan dengan kesadaran bahwa setiap langkah, entah di lembah gelap atau di puncak terang, ada makna yang lebih besar dari sekadar keinginan pribadi.
Tuhan — dalam bahasa apa pun, dalam keyakinan apa pun — adalah simbol dari kasih, kebijaksanaan, dan keteraturan alam semesta. Saat kita sejajar dengan-Nya, kita tidak lagi berlari melawan arus kehidupan, melainkan mengikuti arus cinta yang mengalir di setiap detik keberadaan.
Sejalan dengan Tuhan berarti:
-
Mendengarkan dengan hati, bukan hanya dengan telinga. Karena kadang suara-Nya hadir dalam keheningan, bukan dalam keramaian.
-
Bertindak dengan kasih, bukan dengan ambisi. Karena langkah yang dipenuhi kasih tak akan tersesat.
-
Menerima dengan lapang, bukan menyerah. Karena menerima adalah tanda percaya bahwa hidup sedang mengajar kita sesuatu.
Ketika langkah kita mulai berat, mungkin bukan karena Tuhan menjauh, tapi karena kita berjalan lebih cepat dari irama-Nya. Kadang, yang perlu kita lakukan hanyalah berhenti sejenak, menarik napas, dan berkata, “Tuhan, ajari aku berjalan seirama dengan-Mu.”
Sebab dalam kesejajaran itu — antara kehendak manusia dan kebijaksanaan Ilahi — lahirlah kedamaian yang tak tergoyahkan, dan hidup menemukan arah sejatinya.
Penulis:Gpt
Pencetus Gagasan: Anton Sulistiyono.