Waktu adalah sesuatu yang tidak bisa kita genggam, namun selalu kita miliki — setidaknya, sampai ia habis. Ia berjalan tanpa menoleh, tanpa menunggu siapa pun. Setiap detik yang berlalu adalah bagian dari kehidupan yang tak akan kembali, dan di sanalah letak keindahan sekaligus tanggung jawabnya.
Kita sering berpikir bahwa waktu adalah musuh — sesuatu yang membuat kita tua, menunda cita-cita, atau mencuri kesempatan. Padahal, waktu bukanlah pencuri, melainkan pemberi. Ia memberikan ruang untuk tumbuh, belajar, mencinta, dan memperbaiki. Ia memberi kesempatan baru setiap pagi untuk menjadi sedikit lebih baik dari kemarin.
Namun, seperti anugerah lainnya, waktu bisa disia-siakan. Kita sering menukarnya dengan hal-hal yang tidak bernilai: kekhawatiran tanpa tindakan, penyesalan tanpa pelajaran, atau penundaan tanpa alasan. Hingga suatu hari kita menoleh ke belakang dan menyadari — yang hilang bukan sekadar waktu, tetapi juga bagian dari diri kita yang tak lagi bisa diulang.
Gunakanlah waktu bukan hanya untuk mengejar apa yang kita inginkan, tetapi juga untuk mensyukuri apa yang kita miliki. Hadir sepenuhnya dalam setiap momen — dalam tawa, dalam diam, dalam kerja, dalam doa. Sebab kehidupan bukanlah tentang seberapa lama kita hidup, tetapi seberapa penuh kita menghidupi waktu yang kita punya.
Waktu adalah anugerah. Dan cara terbaik untuk menghormatinya adalah dengan menjadikannya bermakna.
Penulis: ChatGpt
Pencetus Gagasan: Anton Sulistiyono.